KERAJAAN SALAKANAGARA
Dari jaman Kerajaan Salakanagara (130-362 M); dapat dipetik nilai-nilai: �pindah cai, pindah tampian�; dimana Dewawarman mampu menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan lingkungan kehidupan masyarakat mertuanya (Aki Tirem) dan istrinya (Pohaci Larasati), melalui jalinan hubungan sosial yang damai dan saling memberi manfaat (mutual benefit)
KERAJAAN TARUMANAGARA
Dari jaman Kerajaan Tarumanagara (358-561 M); dapat dipetik nilai-nilai: bahwa suatu negara atau kerajaan akan menjadi kuat dan berwibawa apabila raja atau penguasanya sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya, seperti yang dilakukan Purnawarman dengan membangun parit/kanal dan memberi hadiah bagi rakyatnya. Seorang pemimpin harus memiliki sifat yang konsisten, berani, jujur, bijaksana dan penuh kesabaran dalam memerintah rakyatnya, seperti sikap Resiguru Manikmaya dan Wretikandayun
KARAJAAN SUNDA
Kerajaan Sunda (669-1311 M); dapat dipetik nilai-nilai: suatu negara atau kerajaan akan dapat Berjaya dalam kurun waktu yang sangat lama jika diperintah oleh para raja yang bersikap adil, amanah, mengutamakan kedamaian dan memperhatikan kesejahteraan rakyatnya (masa kekuasaan raja-raja Sunda mencapai 642 tahun). Seorang pemimpin harus berani mengambil tindakan kretif dan inovatif untuk merubah citra negara yang makin memudar (Tarusbawa memindahkan ibukota dari Bekasi ke Bogor). Seorang pemimpin harus mau dan mampu meningkatkan kualitas dirinya agar menjadi seorang yang bebas dan merdeka. Seorang pemimpin harus punya visi dan misi yang tegas dan konsisten dalam mengelola wilayah dan kelestarian lingkungan alam serta kesejahteraan rakyatnya (Sri Jayabupati membuat aturan kabuyutan Sanghyang Tapak). Masyarakat Sunda dan Jawa adalah bersaudara, jadi janganlah terjadi perselisihan diantara mereka (wasiat Prabu Darmasiksa kepada Raden Wijaya).
GALUH, SUNDA KAWALI
Dari jaman Kerajaan Galuh Sunda Kawali (1311-1482 M) dapat dipetik nilai-nilai: prinsip kebenaran dan harga diri merupakan hal yang harus diperjuangkan dan dipertahankan dengan sepenuh jiwa dan raga (gugurnya Prabu Linggabuana dan Dyah Pitaloka di Bubat). Seorang raja yang bijaksana dan mencapai tingkat rohani 'satmata' lebih mengutamakan perdamaian daripada balas dendam yang dapat mengorbankan rakyat banyak (Prabu Bunisora tidak melakukan serangan balasan ke Majapahit). Orang tua yang bijaksana dan berwawasan luas secara ikhlas akan memberikan kesempatan kepada putranya untuk mencari nilai-nilai kebenaran yang hakiki
KERAJAAN PAJAJARAN
Dari jaman Kerajaan Pajajaran (1482-1579 M) dapat dipetik nilai-nilai: dengan memegang peraturan dan ajaran leluhur secara teguh, negara akan sejahtera dan aman dari ancaman musuh lahiriah dan batiniah (prinsip Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi). Orang tua yang bijaksana dan berwawasan luas secara ikhlas akan memberikan kesempatan kepada putranya untuk mencari nilai-nilai kebenaran yang hakiki (Sri Baduga mengikhlaskan putranya, Walangsungsang, memeluk agama Islam).
Dari jaman Kerajaan Salakanagara (130-362 M); dapat dipetik nilai-nilai: �pindah cai, pindah tampian�; dimana Dewawarman mampu menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan lingkungan kehidupan masyarakat mertuanya (Aki Tirem) dan istrinya (Pohaci Larasati), melalui jalinan hubungan sosial yang damai dan saling memberi manfaat (mutual benefit)
KERAJAAN TARUMANAGARA
Dari jaman Kerajaan Tarumanagara (358-561 M); dapat dipetik nilai-nilai: bahwa suatu negara atau kerajaan akan menjadi kuat dan berwibawa apabila raja atau penguasanya sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya, seperti yang dilakukan Purnawarman dengan membangun parit/kanal dan memberi hadiah bagi rakyatnya. Seorang pemimpin harus memiliki sifat yang konsisten, berani, jujur, bijaksana dan penuh kesabaran dalam memerintah rakyatnya, seperti sikap Resiguru Manikmaya dan Wretikandayun
KARAJAAN SUNDA
Kerajaan Sunda (669-1311 M); dapat dipetik nilai-nilai: suatu negara atau kerajaan akan dapat Berjaya dalam kurun waktu yang sangat lama jika diperintah oleh para raja yang bersikap adil, amanah, mengutamakan kedamaian dan memperhatikan kesejahteraan rakyatnya (masa kekuasaan raja-raja Sunda mencapai 642 tahun). Seorang pemimpin harus berani mengambil tindakan kretif dan inovatif untuk merubah citra negara yang makin memudar (Tarusbawa memindahkan ibukota dari Bekasi ke Bogor). Seorang pemimpin harus mau dan mampu meningkatkan kualitas dirinya agar menjadi seorang yang bebas dan merdeka. Seorang pemimpin harus punya visi dan misi yang tegas dan konsisten dalam mengelola wilayah dan kelestarian lingkungan alam serta kesejahteraan rakyatnya (Sri Jayabupati membuat aturan kabuyutan Sanghyang Tapak). Masyarakat Sunda dan Jawa adalah bersaudara, jadi janganlah terjadi perselisihan diantara mereka (wasiat Prabu Darmasiksa kepada Raden Wijaya).
GALUH, SUNDA KAWALI
Dari jaman Kerajaan Galuh Sunda Kawali (1311-1482 M) dapat dipetik nilai-nilai: prinsip kebenaran dan harga diri merupakan hal yang harus diperjuangkan dan dipertahankan dengan sepenuh jiwa dan raga (gugurnya Prabu Linggabuana dan Dyah Pitaloka di Bubat). Seorang raja yang bijaksana dan mencapai tingkat rohani 'satmata' lebih mengutamakan perdamaian daripada balas dendam yang dapat mengorbankan rakyat banyak (Prabu Bunisora tidak melakukan serangan balasan ke Majapahit). Orang tua yang bijaksana dan berwawasan luas secara ikhlas akan memberikan kesempatan kepada putranya untuk mencari nilai-nilai kebenaran yang hakiki
KERAJAAN PAJAJARAN
Dari jaman Kerajaan Pajajaran (1482-1579 M) dapat dipetik nilai-nilai: dengan memegang peraturan dan ajaran leluhur secara teguh, negara akan sejahtera dan aman dari ancaman musuh lahiriah dan batiniah (prinsip Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi). Orang tua yang bijaksana dan berwawasan luas secara ikhlas akan memberikan kesempatan kepada putranya untuk mencari nilai-nilai kebenaran yang hakiki (Sri Baduga mengikhlaskan putranya, Walangsungsang, memeluk agama Islam).
0 Komentar
Post a Comment